Previous Post

Foto - Foto Lokasi Tanah LP2I
Penerimaan santri baru di Al-Binaa Islamic Boardin...
Sekilas tentang LP2I
Beasiswa S1 dan SMU dari Yayasan Amal Abadi Beasis...
Beasiswa SD s/d SMU dari Yayasan Al-Sofwah
Hari Gini Kuliah Gratis, Ya di Bogor Educare
laporan sekolah gratis
Fakta Pendidikan Indonesia
Wanita, Jangan Menangis (lagi).........
Syuro Lp2i - 31 maret 2007

Category

Archive

February 2007
April 2007
May 2007
June 2007
August 2007

Kotak Pesan

Name
Web URL
Message
by. oggix.com
 open smileys 
 close smileys 
:) :( ;) :p :lurk
:D :x :"> :-$ :killself
:(( #-o >:D< :-* :gun
=D> :)) =)) :)>- :hityou
\:D/ X-( :cheer I-) :oops
:angry :drink :jump >:) :horse
:nono :kiss :thumb :no :rock
:wavey :worry :headache :runaway :sorry
:surprise :sos :bomb :blah :hit
:yuhuu :banana :jumpdie :together :2gun

Banner







Best Viewed in FireFox
Thursday, May 24, 2007

Sekilas tentang LP2I

LPPI
blog: www.lp2i.blogspot. com

Visi: anak Indonesia yang sholih, cerdas, dan berdaya

1. Tujuannya: pendidikan gratis bg adik2 kita yang kurang mampu

2. Yang sedang dilakukan:
Search & survey lembaga-lembaga/ person yang memiliki:
  • Program untuk membantu anak2 krg mampu
  • Dana
  • Informasi tentang beasiswa dsb.
Membentuk DAU:(sudah)
a.n. Anisatur Rokhmah QQ LPPI
Bank Muamalat , no rek: 909 4525499

3. Langkah selanjutnya mencari target(menyalurkan bantuan tersebut)

Labels: laporan

posted by LP2I at 12:35 AM | 0 comments

Tuesday, May 15, 2007

Beasiswa S1 dan SMU dari Yayasan Amal Abadi Beasiswa Orang Tua Bimbing Terpadu

Yayasan Amal Abadi Beasiswa Orang Tua Bimbing Terpadu (YAAB ORBIT) memberikan Dana Bantuan Beasiswa ORBIT kepada generasi muda terbaik yang berprestasi namun tidak mampu dalam membiayai pendidikannya. Beasiswa ini ditujukan untuk siswa SLTA dan mahasiswa

Persyaratan penerima bantuan beasiswa (ANBIM=Anak Bimbing) ORBIT
  • Memiliki prestasi dan potensi unggul pada bidang akademis dan non-akademis.
  • Memiliki nilai rata-rata semester minimal 8,00 (untuk kelas 2 dan 3 SMA/MA) atau nilai Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3.00 untuk program S1 minimal semester 6.
  • Aktif pada kegiatan intra atau ekstra sekolah/kampus.
  • Memiliki prestasi dan keunggulan dalam bidang tertentu tingkat sekolah, daerah, atau nasional.
  • Tidak mampu membiayai sekolah/kuliah.
  • Bersedia berperan aktif pada kegiatan di Perwakilan YAAB ORBIT
  • Bersedia memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai penerima Dana Bantuan Beasiswa/ANBIM ORBIT

Cara menjadi ANBIM ORBIT
Mengisi lengkap formulir lamaran untuk menjadi ANBIM ORBIT (dapat difotokopi sendiri), dilengkapi dengan:
  • Fotokopi rapor/kartu studi per semester dari semester 1 sampai dengan semester terakhir dijalani
  • Surat keterangan tidak mampu dari RT/RW setempat yang menyatakan bahwa orang tua calon ANBIM tersebut tidak mampu untuk membiayai pendidikan
  • Surat keterangan masih aktif mengikuti pendidikan dari sekolah/perguruan tinggi
  • Foto terbaru ukuran 3×4 sebanyak 3 lembar
  • Data-data penunjang seperti fotokopi piagam penghargaan/seminar, dan lain-lain
Mekanisme Seleksi
  • Mengambil formulir permohonan menjadi ANBIM ORBIT di Sekretariat YAAB ORBIT Pusat atau Perwakilan YAAB ORBIT terdekat (15 April s/d 30 Juni)
  • Formulir yang telah diisi lengkap beserta dokumen diserahkan/dikirim ke Perwakilan YAAB ORBIT terdekat (tanggal 1 s/d 30 Juli)
  • Waktu seleksi diadakan setiap tahun, yaitu tanggal 1 s/d 15 Agustus (di tingkat perwakilan) dan dari tanggal 16 Juli s/d 30 Agustus (di tingkat Pusat)
  • Pengumuman hasil seleksi akan dikirim dari YAAB ORBIT dan ke alamat rumah masing-masing ANBIM yang lulus seleksi pada tanggal 1 Agustus.

Tunjangan yang diberikan:
Untuk tingkat SMA: Rp60.000,00 per bulan selama setahun dan dapat diperpanjang
Untuk tingkat S1: Rp100.000,00 per bulan selama setahun dan dapat diperpanjang

Kantor Pusat YAAB ORBIT
Gedung The Habibie Center Lt.1
Jl Kemang Selatan No.98 Jakarta Selatan
Telp. 021-7884 6927

Labels: laporan

posted by LP2I at 1:44 AM | 0 comments

Beasiswa SD s/d SMU dari Yayasan Al-Sofwah

PROGRAM BEASISWA
Pendidikan Dasar dan Menengah (PDM)
Yayasan Al-Sofwa Jakarta

Dasar Pemikiran

Harga diri dan kehormatan suatu bangsa ataupun seseorang diukur pada seberapa tinggi tingkat “kecerdasan" (IQ, EQ, SQ) yang dimilikinya. Kecerdasan menjadi tolak ukur yang utama, bukan materi atau kekayaan alam. Oleh karena, kecerdasan yang telah dimiliki oleh seseorang atau suatu bangsa adalah menjadi “hak paten” bagi dirinya yang tidak bisa dibeli atau diambil kepemilikannya oleh siapa pun dengan cara ditukar dengan materi ataupun uang. Dan orang yang memiliki kecerdasan (IQ, EQ, SQ) memiliki kedudukan yang mulia baik di dunia maupun di sisi Allah Subhanahu wata`ala.

Allah Subhanahu wata`ala berfirman :
“… Allah Subhanahu wata`ala akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 58:11).

Ayat tersebut menunjukkan bahwa orang beriman dan berilmu memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wata`ala. Generasi yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wata`ala memiliki tingkat pengabdian dan ketulusan berjuang yang tinggi dalam membela kebenaran dan senantiasa selalu membantu orang lain serta senantiasa berbuat yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran.

Program upaya menuju generasi yang cerdas baik kecerdasan intelektual, emosional dan yang paling tinggi adalah kecerdasan spiritualnya adalah program yang terancang dan terukur secara sistematis dan menuntut tersedianya faktor-faktor yang menjadi pendukungnya. Betapa pun mulianya sebuah tujuan tentu dia membutuhkan adanya sarana, sebagaimana kata pepatah : Kita menginginkan keberhasilan tetapi tidak memperhatikan jalan-jalan (sarana) untuk mencapainya, ketahuilah kapal laut tidak akan bisa berlayar di atas padang pasir yang kering”.

Umat Islam di Indonesia pada umumnya adalah umat yang besar dari sisi jumlahnya tetapi rendah tingkat pengetahuan dan tingkat kehidupannya. Banyak di antara mereka yang tidak mempunyai kesempatan untuk menempa diri dan menimba ilmu, baik dikarenakan rendahnya minat dan kesadaran orang tua mereka serta kurangnya sarana dan ketersediaan dana yang dapat membantu mereka memasuki lembaga pendidikan.

Cita-cita mereka yang tinggi, tetapi tidak ada sarana yang dapat menampung mereka untuk belajar dan menimba ilmu menyebabkan sebagian mereka berhenti alias putus sekolah. Cita-cita mereka pun kandas dan berubah yakni sebatas bagaimana memenuhi kebutuhan “perut” mereka, yang pada akhirnya mereka tumbuh menjadi generasi yang lupa akan hakikat dan tujuan kehadirannya di muka bumi ini

Kesadaran dari sebagian kecil ummat Islam terhadap upaya untuk memperbaiki kondisi mereka, penciptaan sarana memang telah ada, baik secara pribadi maupun berbentuk lembaga dan kita bersyukur terhadap hal itu. Akan tetapi jumlah lembaga, sarana dan pra-sarana pendukung atau orang tua asuh masih teramat kecil jika dibandingkan dengan jumlah mereka yang membutuhkan bantuan pendidikan. Sarana/bantuan yang telah ada pun keberadaannya belum merata, hanya berada di kota-kota besar saja. Lihatlah betapa banyaknya kaum fakir dan miskin yang kita jumpai di jalan, yang tinggal di bawah jembatan, anak-anak yang bermain pada saat jam sekolah, penjaja koran, pengamen di bis kota dan gelandangan.

Jika kita menyaksikan tentang buruknya tingkat kesehatan masyarakat Indonesia, maka kita akan mengetahui bahwa kebanyakan mereka adalah umat Islam. Jika kita mendapat berita tentang prosentasi rakyat miskin di Indonesia, maka kita akan mengetahui bahwa mereka adalah kebanyakan umat Islam. Jika kita mengetahui jumlah anak-anak yang putus sekolah, maka akan kita dapati bahwa mereka adalah Umat Islam. Padahal, seharusnya hal ini tidak boleh terjadi. Umat Islam Indonesia harus bangkit dan menyadari akan peran dan fungsinya yang mulia di sisi Allah Subhanahu wata`ala. Umat Islam Indonesia harus memahami agamanya dengan benar dan mampu menjadi pelopor penegak kebenaran, menyeru yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran, menjadi umat yang disegani karena akhlak dan adabnya yang mulia.

Fenomena-fenomena sebagaimana tergambar di atas, tentu menuntut partisipasi kita semua-umat Islam khususnya-yakni mereka yang memiliki “kesadaran” untuk menolong saudara-saudara mereka, dan mereka yang memiliki kelebihan harta atau mereka yang diberi ilmu dan lain sebagainya, untuk bersama-sama, saling kerja sama mengambil amanah mulia ini dalam membantu saudaranya seagama sehingga Islam di Indonesia menjadi jaya dan tinggi yang pada akhirnya kita semua kaum muslimin insya Allah akan mendapatkan keridhoan Allah Subhanahu wata`ala.

Nama Program

Yayasan Al-Sofwa Jakarta, melalui Departemen Pendidikan yang ada di dalamnya, bermaksud membuka kesempatan kepada kaum muslimin, untuk membantu saudara-saudara mereka seiman melalui Program Beasiswa Pendidikan Dasar dan Menengah.

Tujuan Program

Program ini khusus dirancang untuk membantu saudara-saudara kita kaum muslimin yakni anak-anak usia Pendidikan Dasar sampai Pendidikan Menengah Atas berupa bantuan secara cuma-cuma (gratis) biaya pendidikan kepada mereka yang tidak mampu untuk memasuki lembaga pendidikan formal dari tingkat dasar sampai tinggkat menengah (SD, SMP dan SMU).

Persyaratan Mengikuti Program

Program beasiswa ini dirancang untuk membantu kaum muslimin usia sekolah untuk dapat memasuki lembaga Pendidikan Formal (berkarakteristik Islam dan memiliki komitmen yang kuat dengan upaya penerapan ajaran Islam dengan benar) sehingga insya Allah Subhanahu wata`ala dapat menjadi manusia yang berguna bagi agama dan umat Islam (anak shaleh/shalehah).

Adapun persyaratan untuk mendapatkan beasiswa yakni:
Usia 6 s/d 7 tahun untuk Program Beasiswa SD, usia 12 s/d 13 tahun untuk beasiswa SLTP dan berijazah SD dan usia 14 s/d 16 tahun beasiswa SMU dan berijazah SLTP.

Anak yatim piatu, yatim atau fakir miskin dibuktikan melampirkan surat keterangan tidak mampu dari RT dan RW setempat.

Mendapatkan rekomendasi dari Ustadz atau Da’i.

Nilai rata-rata di dalam ijazah minimal 7 (tujuh).

Sehat jasmani dan rohani (membawa surat keterangan dari dokter) dan tidak merokok.

Bersedia untuk tinggal di asrama dan mena’ati tata tertib serta belajar dengan sungguh-sungguh selama mengikuti program pendidikan (khusus).

Calon peserta program pendidikan berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi (untuk tahap awal).
Alamat donatur untuk Program Beasiswa

Salurkan dan kirimkan bantuan anda untuk program ini melalui SIWAKZ Al-Sofwa, semoga amal ibadah anda mendapat ganti pahala yang besar di sisi Allah Subhanahu wata`ala, amin.

Penutup

Demikian program ini dirancang dan dibuat untuk membantu saudara-saudara kita kaum muslimin usia Sekolah Dasar sampai dengan Menengah agar dapat memasuki dunia pendidikan formal dan menguasai dienul Islam. Keberhasilan program ini memerlukan bantuan dari semua pihak yang terkait. Akhirnya, kami memohon dan berharap semoga Allah Subhanahu wata`ala memberikan ganti pahala yang berlipat ganda di sisi-Nya.


Penanggung Jawab Program

t.t.d

Divisi Pendidikan Dasar dan Menengah

Salurkan Siwakz Anda
untuk program ini di:
Bank Muamalat Indonesia - Cabang Fatmawati,
No.Rek. 304-001.8515 an. Yayasan Al-Sofwa (SIWAKZ)
SIWAKZ [Shadaqah, Infaq, Wakaf, Kafarat, dan Zakat]

SIWAKZ ALSOFWA
Tampil Peduli Kepada Sesama,
Amanah Terhadap Harta Ummat,
Pahala dan Kesejahteraan Sosial Tergapai

Labels: laporan

posted by LP2I at 1:35 AM | 0 comments

Hari Gini Kuliah Gratis, Ya di Bogor Educare

Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillah. Allahumma sholli ‘ala Muhammad. Amma ba’d.

Kuliah gratis, mau banget. Kebayang nggak sih, di zaman ini, era ini, ada kuliah gratisan itu cukup langka. PTN se-Indonesia saja belum berani menggratiskan untuk kuliah. Bahkan, ada beberapa PTN ternama di Indonesia yang hampir mendekati swastanisasi. Ya 4JJI, malang sekali nasib pendidikan di Indonesia.

Terus, dimana sih, kuliah yang gratisan itu?
Ya, kuliah gratis itu hanya ada (khususnya di Bogor), yaitu di Bogor Educare. Bogor Educare adalah salah satu lembaga yang peduli terhadap bidang pendidikan dengan mengadakan program D1 atau program 1 tahun dengan bidang keahlian Business Administration yang diperuntukkan bagi para lulusan SMU/ sederajat dari mereka yang kurang mampu (dhuafa) yang ingin mendapatkan pendidikan plus. Insya4JJI, program pendidikan ini tidak dipungut biaya, gartisan euy. [Kalau ternyata anda dipungut biaya, mohon lapor ke saya, akan saya tindak melalui jalur hukum yang berlaku.]. Sekedar info, jika anda belajar di Bogor EduCare, biaya pendidikan (ulangi: biaya pendidikan…biaya pendidikan…biaya pendidikan, buka biaya hidup pribadi), selama 1 tahun adalah sekitar 6 – 7 juta-an, tapi biaya itu ditanggung semuanya oleh Bogor EduCare. Allahu Akbar!!! Semoga Bogor Educare dilapangkan rezeki-nya sehingga dapat menyelenggarakan pendidikan gratisan buat anak bangsa. Amin.

Lembaga ini baru bisa membuat program pendidikan gartis, sedangkan biaya pribadi lainnya ditanggung sendiri, maaf. Biaya pribadi yang ditanggung sendiri antara lain transport, makan, tempat tinggal (bagi mereka yang diluar Bogor atau Jawa) dan kebutuhan lainnya yang sifatnya pribadi. Sedangkan untuk kuliah, SKS dan lainnya gratisan.

Proses penerimaan mahasiswa adalah dimulai dengan pendaftaran, tes seleksi tertulis, survey lapangan, interview dan masa orientasi mahasiswa. Adapun untuk pendaftaran dapat dilakukan datang sendiri ke tempat pendaftaran dengan membawa foto copy ijazah/ STK, daftar nilai dan NEM (asli), foto copy raport kelas 3 SMU/ SMK/ sederajat, daftar riwayat hidup, foto copy KTP atau identitas lain yang berlaku, foto copy kartu keluarga, surat keterangan tidak mampu dari kelurahan atau desa, surat keterangan pendapatn orang tua, surat ijin atau persetujuan orang tua dan photo warna 2 x 3 dan 3 x 4 masing – masing 1 lembar. Semua syarat dimasukan kedalam amplop. Dan pendaftaran berlaku bagi SMU/ sederajat lulusan tahun 2003-2007.

Jadwal pendaftaran dimulai pada 7 Mei – 5 Juli 2007 (buruan daftar). Adapun untuk jadwal tes dilakukan pada tanggal 7 – 8 Juli 2007 dan 14 – 15 Juli 2007 pukul 09.00 WIB. Untuk pendaftaran dapat dilakukan setiap hari Senin – Jum’at antara pukul 08.00 – 16.00. Anda dapat menghubungi Bogor EduCare (BEC) Jl. Panarangan Kidul No. 18 Bogor 16113, anda dapat menghubungi Ibu Ita Rosita di 0251 321 925 atau Ibu Nur Hanifah di 0251 9153 136. Selamat mencoba. Dan semoga anda dimudahkan dalam menuntut ilmu. Amin. Jika anda masih ada kendala pendidikan, anda coba kabarkan ke saya, akan saya coba bantu semampunya untuk mencari link dana bagi anda yang berprestasi dan mau belajar agar mempunyai life skill yang akan membawa manfaat bagi dunia-akhirat anda dan orang – orang di sekitar anda, insya4JJI.
Salam ukhuwah kepada para pembaca sekalian

Jumadi Sanubari Ahmad
Humas Lembaga Peduli Pendidikan Indonesia
0852 1903 6775

Bagi yang mau menjadi donatur dapat menghubungi No di atas atau dikirim ke rekening
Shar-e Bank Mu’amalat Indonesia Kas IPB Darmaga Bogor
No Rek: 909 1642 699 atas nama Jumadi

Bagi yang sudah mengirimkan ZISWAF (Zakat, Infak, Shodaqoh dan Wakaf), mohon kabari saya di Jumadi S. A. [0852 1903 6775]
http://lp2i.blogspot.com (web blog LSM Peduli Pendidikan Indonesia)
http://jsattaubah.multiply.com (web blog pribadi)

Labels: laporan

posted by LP2I at 1:12 AM | 0 comments

Saturday, May 5, 2007

laporan sekolah gratis

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Sebelum terlambat!!! Dari beberapa Yayasan yang ana hubungi, banyak yang sudah menutup pendaftarannya akhir Maret Kemarin, semoga yang satu ini tidak.
Berikut laporan dari Nia di Jakarta lewat saluran dakwah virtualnya (hehe..), semoga bermanfaat.
SMA PLUS KHADIJAH ISLAMIC SCHOOL
Jl. BATAN No.12 Pasar Jum’at Lebak Bulus
Jakarta Selatan
www.khadijahislamicschool.cib.net
email: khadijahislamicschool@...
Telp : 021-70648604
Persyaratan Umum :
  1. Berasal dari keluarga dhuafa
  2. Muslimah
  3. Lulus/tamat SMP atau sederajat
  4. Berusia maksimal 18 tahun sebelum 30 Juni 2007
  5. Surat pernyataan bersedia mengikuti pendidikan sampai selesai
  6. Surat izin dari orang tua/wali
  7. Memiliki prestasi akademik, yaitu:
- Nilai raport stabil dan tidak ada nilai 5
- Memiliki prestasi kegiatan pendukung seperti olahraga, kesenian, organisasi, keterampilan (menjadi nilai tambah).
  1. Lulus Seleksi
Persyaratan Khusus:
  1. Mengisi formulir pendaftaran calon peserta seleksi (disediakan panitia)
  2. Fotocopy raport kelas VII-IX yang telah dilegalisir
  3. Fotocopy ijazah/STTB/STK yang telah dilegalisir (dapat menyusul)
  4. Fotocopy piagampenghargaan/sertifikat (bila ada)
  5. Fotocopy rekening listrik 2 bulan terakhir (bila ada)
  6. Fotocopy KTP/Surat keterangan domisili tetap dari RT/RW
  7. Fotocopy Kartu keluarga
  8. Pas foto calon peserta usuran 4x6 sebanyak 4 lembar
Waktu Pendafaran:
Pendaftaran dibuka mulai tanggal 8-30 April 2007
Contac Person:
Euis : 021-70648064
Cholid : 021-93497804
Untuk yang butuh form biodata peserta dengan segera, bisa Kontak ke Nia (081315136784)
YAYASAN AL-FITYAN
Perumahan Dasana Indah, Bonang RB 17
Tangerang 021-54203372
Untuk yayasan ini, ana udah hubungi ustazd Yusuf Alifi (seperti yang direkomendasikan akh Jumadi). Ada beasiswa anak yatim untuk SMP, (SMA belum ada). Tapi pendaftarannya sudah ditutup.
Dan proses belajarnya sudah start hari Senin 23 April ini.
Just Info:
Terbuka Peluang untuk menjadi Guru di Yayasan ini. TERTARIK???
YAYASAN IQRO GLOBAL SCHOOL
Afwan…untuk yayasan ini ana belum dapat informasinya. Pertama, karena nggak ada Telf yang bisa dihubungi. Kedua, belum ada waktu untuk hunting lokasinya, lagi banyak lembur Tryout persiapan Ujian anak-anak, juga kondisi ana yang lagi kurang fit. Ana sudah coba tanyakan ikhwah daerah Bekasi, tapi belum ada yang tau yayasan ini. Wallahualam

INFO LAINNYA:
Pesan singkat dari seorang teman:
Sekolah gratis (tolong disebarkan kepada yang membutuhkan)
Untuk yang punya pegawai/kenalan (driver, tukang kebun, koki dll atau siapa saja) yang berpendidikan minimal SMP atau sederajat. Saya bekerja sama dengan sebuah LSM Pendidikan menawarkan pendidikan paket C (setara SMA) secara gratis/bebas biaya.
1) Pendidikan diadakan di (Kompleks Kantor Wali Kota Jakarta Selatan) Kebayoran Baru, pada malam hari.
2) Lama pendidikan singkat dan padat hanya sekitar 3 bulan
3) Syarat : - Mengajukan photo copy ijazah SMP
- Photo copy KTP
- Passphoto 3 x 4
- Usia diatas 18 tahun
Dikirimkan kepada : Henny S. Oetomo Jl. Anggrek No.50, Kelapa Dua Kebon Jeruk, Jakarta 11550 Telp : 5306425 Terima kasih partisipasinya.
--setelah dicek...sayangnya pendaftaran terakhir sudah ditutup akhir Maret kmarin--

Untuk Kejar Paket (sama seperti diatas). Untuk wilayah DKI sepertinya sudah banyak, karena mungkin sudah jadi program dari Depdiknas kali ya?. Tinggal cari informasinya aja. Untuk wilayah ana sendiri sudah berjalan 1 tahun. Yang butuh informasi lebih, bisa hubungi ana juga :)
Wassalam.

Labels: laporan

posted by LP2I at 4:35 PM | 0 comments

Fakta Pendidikan Indonesia

Sebuah fakta memprihatinkan tersaji dari data pokok pendidikan tahun 2004/2005 keluaran Dinas Pendidikan (Diknas) Surabaya. Diperkirakan, puluhan ribu anak usia sekolah belum bisa mengenyam pendidikan.

Berdasarkan data di Dinas Pendidikan (Diknas) Surabaya, angka partisipasi murni (APM) pendidikan untuk tingkat SD di kota ini mencapai 90, 99 persen. APM ini merupakan perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah penduduk usia sekolah. Itu berarti, 90 persen
penduduk usia SD di Surabaya sudah bisa bersekolah.

Angka 90 persen memang terkesan tinggi dan lebih bernuansa keunggulan. Tapi tidak untuk masalah partisipasi pendidikan di kota sekelas Surabaya. Akan lebih terasa kalau kesimpulannya berbunyi, masih ada 9,01 persen anak usia sekolah SD di Surabaya yang tidak
bisa sekolah.

Demikian juga dengan APM untuk tingkat SMP yang mencapai 79,18 persen. Dengan kata lain masih ada 21,82 persen anak usia sekolah SMP yang tidak bisa mengenyam pendidikan SMP. Ini masih belum pada jenjang SMA/sederajat yang tingkat APM-nya masih 79,79 persen.

Memang, hingga saat ini belum ada data valid yang menyebutkan angka pasti, berapa jumlah anak yang belum bisa mengenyam pendidikan minimal sembilan tahun di Surabaya. Tapi dari data ini, setidaknya sudah bisa diprediksi berapa kisarannya. Mari kita hitung.

Untuk jenjang pendidikan dasar (SD/sederajat) yang APM-nya mencapai 90,99 persen. Dalam data itu disebutkan bahwa jumlah murid di jenjang ini mencapai angka 284.750 anak. Jika dihitung dengan menggunakan persentase APM, maka diketahui jumlah anak usia SD yang masih belum mengenyam pendidikan mencapai angka 26 ribu.

Untuk jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/sederajat) yang APM- nya mencapai 79,18 persen, berarti 20,82 persen anak usia SMP (Dengan asumsi umur 13-15 tahun) belum menduduki bangku SMP. Jumlah siswa pada jenjang ini mencapai 108.912 anak. Dengan persentase APM di atas, maka diperkirakan jumlah anak usia SMP yang tidak sekolah sekitar 28 ribu siswa.

Selain itu, dari data ini juga terungkap angka putus sekolah tengah jalan pada jenjang pendidikan dasar (SD) mencapai 0,1 persen. Ini artinya, sekitar 260 anak tak menyelesaikan pendidikan SD-nya. Sedangkan, untuk tingkat SMP/sederajat mencapai 0,38 persen. Yakni, diperkirakan sebanyak 400 anak tak melanjutkan SMP.

Ini belum termasuk angka transisi. Yaitu, angka yang menunjukkan persentase siswa yang bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Di jenjang SD menuju SMP, angkanya sebesar mencapai 90,39. Artinya, masih ada sekitar 9 persen siswa sekolah tidak bisa melanjutkan
pendidikannya.

Sementara itu, angka transisi dari jenjang SMP/sederajat ke SMA/sederajat lebih parah lagi. Yakni hanya 62 persen. Berarti 38 persen lulusan SMP langsung putus sekolah.

Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya Muchlas Samani menilai kondisi ini sangat ironis. Misalnya untuk anak yang tidak mampu mengenyam pendidikan. Surabaya sama sekali tidak kekurangan ruang kelas baik di tingkat SD maupun SMP.

Untuk diketahui, pada jenjang SD/sederajat, jumlah ruang kelasnya sedikitnya mencapai 14.162 ruang. Asumsinya, satu kelas idealnya diisi 40 siswa. Maka jumlah kelas di kota ini bisa menampung 566.480 siswa SD. Bandingkan dengan jumlah siswa di Surabaya pada usia ini
yang hanya 284.750 anak. Bandingkan juga dengan prediksi angka anak yang tidak mengenyam pendidikan pada usia ini sebesar 26 ribu. Bukankah masih terlalu banyak kapasitas yang tak termanfaatkan?

"Jadi, adanya anak usia 7-12 tahun yang belum masuk SD dan anak usia 13-15 tahun belum masuk SMP, bukan karena tidak ada sekolah yang dapat menampungnya, tapi karena faktor lain," paparnya.

Hal ini diakui oleh kepala Diknas kota Surabaya Drs Sahudi MPd. Menurutnya, masalah ini sebenarnya sudah menjadi hal yang klasik di kota ini. "Tapi data ini tidak bisa dijadikan dasar patokan satu- satunya. Sebab, masih ada beberapa variabel yang tidak diperhitungkan
pada data ini," tuturnya.

Seperti apa? Misalnya, berapa jumlah anak sekolah yang dimasukkan orang tuanya pada pesantren tidak diperhitungkan. "Atau juga banyaknya anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena memiliki kekurangan fisik. Jadi data ini bisa jadi kurang," lanjutnya.

Malah, lanjut dia, data ini sudah mengalami penurunan pada tiap periodenya. Data pokok pendidikan pada tahun 2003/2004 menunjukkan jika persentase APM, persentase putus sekolah, maupun angka transisi lebih tinggi dibanding tahun ini.

Akar Permasalahan Lalu, apa yang menjadi pokok masalah sehingga fakta ini masih saja
terus terjadi? Menurut Sahudi faktor ekonomi tampaknya masih cukup dominan. Banyak orang tua yang tidak mempunyai biaya menyekolahkan anaknya. "Buntutnya, mereka tidak bisa membiayai anaknya sekolah," tutur Sahudi.

Selain itu, masih banyak masyarakat yang pola pikirnya kurang maju. Mereka lebih mementingkan bagaimana bisa mendapat penghidupan layak dibanding memberikan pendidikan bagi putra-putrinya. "Dan ini terjadi
di kawasan pinggiran. Terbesar ada di wilayah Surabaya utara,"
lanjutnya.

Hal ini diperkuat oleh pengalaman Muklas Samani selama di Plan International (sebuah lembaga internasional) yang melakukan penyuluhan di daerah pinggiran. Di sana diketahui bahwa masyarakat tidak menganggap pendidikan itu penting dan tidak menjamin mendapatkan pekerjaan yang baik. Di kalangan masyarakat tersebut ada ungkapan seperti ini "Meskipun ayah atau ibu tidak sekolah, toh juga dapat pergi haji" atau ungkapan "Sekolah buang-buang uang saja. Toh kalau lulus belum tentu mendapat pekerjaan".

Tapi, tambah Muklas, sudah sepatutnya pemerintah kota (dalam hal ini Diknas) segera mencarikan solusi. "Bagaimana pun juga, ini sudah menjadi amanat pemerintah untuk memberikan pendidikan minimal pada rakyat," katanya.

Lain lagi dengan yang diungkapkan ketua dewan pendidikan Jawa Timur Daniel Muhammad Rosyid. Menurutnya, hal ini tidak lepas dari kondisi sekolah kita yang terlalu formal. Maksudnya, sepertinya sekolah saatini yang merasa dibutuhkan. Termasuk, dalam menetapkan kisaran biaya
pada calon siswa. "Padahal, seharusnya siswa mendapat kemudahan
ketika akan memasuki sekolah," jelas pakar yang juga dosen ITS ini.

Daniel sendiri cukup prihatin dengan kondisi ini. Sebab, jika hal ini
tidak segera ditangani, maka akan menimbulkan satu lost generation
(satu generasi hilang). "Ini akan berdampak pada kondisi sosial
ekonomi di kota ini. Misalnya, tingginya angka kriminalitas maupun
hal lain. Dan ini adalah PR besar," lanjut Daniel kepada koran ini
kemarin.

Tapi, tampaknya angka ini tidak akan beranjak secara signifikan.
Sebab, Diknas tahun depan menargetkan angka APM bisa naik menjadi 92
persen. Mengapa? "Sebab, untuk bisa mengangkat APM secara cepat bukan
hal yang mudah. Banyak faktor yang melatarbelakangi hal ini," lanjutnya. (aris imam masyhudi

Labels: artikel

posted by LP2I at 4:21 PM | 0 comments

Pipi-Green